unLumo

Seberkas cahaya akan sangat berarti bagi kegelapan

Month: April, 2013

Seminggu dua buku

Rasa haru biru di tengah ketidak bersyukuran selalu menyadarkanku bahwa aku ini emang tidak tahu apapun untuk suatu yang baik dimasa depanku.

Disatu sisi selalu berdoa agar IA yang selalu menentukan jalan mana yang terbaik untuk ku lewati. Namun disatu sisi aku sering terhenti lalu menanyakan, “kenapa jalan ini begitu sulit untuk dilalui yarabb?? disana padahal ada jalan yang lebih bagus”.

Dan walaupun sering mengeluh akan jalan yang kulewati, akan tetapi IA masih memberikan petunjuk jalan untuk kulalui.

Dimana terkadang IA memberi makanan, tempat peristirahatan, pohon yang rindang untuk berteduh, kebun yang luas untuk bermain, taman yang indah untuk merebah badan, hewan yang jinak sebagai pelipur lara, lalu apa lagi (??). Sampai-sampai akupun lupa.

Baiklah kita selesaikan saja ramah tamah diatas, saatnya memulai apa yang ingin disebarkan.

Ready, start, go!

Dikantor terdapat perpustakaan kecil. Walaupun kecil, buku-buku ynag tersedia disana adalah buku klasik yang tidak tersedia lagi dipasaran (zaman sekarang). Fun-tas-tic!
Buku-buku langka yang dizaman sekarang menjadi referensi tulisan para penulis.

The first, aku mulai meminjam buku ‘tua’. Buku yang kupilih jatuh pada buku seri ilmuwan muslimin jilid 5 dan Wajah-wajah Islam.

Alasannya memilih dua buku itu, karena aku hanya bisa membawa pulang dua buku itu saja (?) Tidak.. bukan itu yang ingin kukatakan. Alasannya karena adanya Daya tarik dari dua buku itu.

Buku yang berjudul seri ilmuwan muslimin, mengenalkan padaku akan enam perawi hadist termansyur, yang terdiri dari mam bukhari,imam muslim, imam abu daud, imam tirmizai, imam nasa’i dan terakhir imam ibnu majah.

DSCN0744

Sedangkan daya tarik dari buku wajah-wajah islam ialah karena ada ziauddin Sardar dan prof. Naquib al attas (Hoho), ditambah karena buku itu merupakan kumpulan pemikiran dari tokoh muslim dunia yang tersohor.

DSCN0754

ada papi zardar dan prof al attas

Setelah transaksi peminjaman, keluar perpustakaan dengan kondisi nyengir-nyengir kuda, hidung kembang kempis  sambil bernyanyi tralala trilili, syalalalalala.

Ok insyaAllah kalian akan segera ku selesaikan.
(janji deh gak akan membuat nasib kalian seperti buku-buku yang dulu pernah kupinjam). Dan bukupun menjawab “masa sih?”

Well.. Walaupun ujung perjalanan belum bisa aku lihat dengan jelas, asalkan aku dapat berjalan berdua bersama Nya,, aku rela.

Ya Allah, rahmat-Mu yang kuharapkan. Maka janganlah Engkau jadikan aku bergantung kepada diriku sendiri, walaupun hanya sekejap mata. Dan perbaikilah seluruh keadaanku. Tidak ada yang berhak diibadahi melainkan Engkau.”
(Do’a dari hadis shahih riwayat Abu Dawud).

-||-

DSCN0746

Tiap Minggu wajib dua Buku! 🙂

Absurd

Diam dalam keramaian, diam dalam memperhatikan.
Menikmati alun suara dengan intonasi naik turun, cepat lambat.
Menikmati ekspresi wajah, gerak, bahasa tubuh.

Sehingga..
Menjadi mengetahui bagaimana isi asli.
Menjadi mengetahui bagaimana kondisi hati.

Tapi..
Tidak bisa dalam sekejap untuk mengetahui lalu menyimpulkan.
Harus berkali-kali, beratus, bahkan beribu kali.

Namun..
Terkadang itu masih bisa salah.

Akan tetapi..
Itu lebih baik dari pada (kau) hanya mengambil kumpulan kesimpulan orang.

Lalu..
Dengan membawa hasil jarah kesimpulan orang, dengan mudah (kau) bagi-bagikan secara gratis kerakyat jelata.

Dan..
Yang menyedihkan tidak hanya (kau) yang patut di kasihani tapi yang paling tragis adalah orang yang menerima dengan ‘suka cita’ hasil jarahan (mu)

Atas semua itu..
Ingin (ku) tanyakan, apakah sulit diam lalu memperhatikan dengan saksama semua yang ada disekeliling (mu)? Bukan malah sibuk menjarah lalu membagi-bagikan sehingga (kau) dikenal sebagai pahlawan disiang bolong.

Akhirnya..
Ingin (ku) beri tahu pada (mu), disini bukan masalah mencari siapa yang hebat dan siapa yang tolol.
Tapi untuk mencari siapa pemilik dan siapa pencuri yang sebenarnya..!

 

*untuk (ku) dan untuk (mu) tulisan ini Aku berikan.

Mengenang Sahabat Kecil

Kembali membuka lembaran sesosok yang membuatku tersenyum serta rasa nyaman ditengah keterasingan kala itu.

Sesosok yang membuat aku belajar banyak tentang karakter menawan yang dimiliki oleh manusia. Mengajarkanku bahwa tidak harus banyak berkata karena yang dibutuhkan hanya sebuah tindakan nyata yang tulus.

Bersungguh-sungguh dalam mewujudkan impian, tidak mudah terbawa arus, berprinsip dan mengetahui apa yang dimau atau disuka. Dan yang mengajariku tentang arti sikap dewasa, walaupun saat itu umur kami baru 12 tahun.

Betapa sosok itu akan terus dikenang dihati walaupun pertemuan kita begitu singkat dari keseluruhan hidupku yang sudah kujalani selama 24 tahun ini. Tepatnya pertemuan itu hanyalah 1 tahun lebih 1 bulan..

Karakter dasar yang dirimu punya bagiku begitu istimewa.
Matang bersikap, berpikir jauh dari yang lainnya dan berprinsip dalam segala hal. Padahal waktu itu umurmu barulah 12 tahun. Namun semuanya melebihi kadar usiamu.

Hanya 22 tahun saja kau hidup didunia ini. Dan aku tidak tahu dengan waktu singkat itu, apa saja yang telah kau lakukan. Kebaikan apa saja yang telah kau tabung. Sungguh singkat.

Walaupun kita telah lama tidak bertemu setelah pertemuan singkat itu, namun entah kenapa disaat aku tahu tentang kabar wafatnya dirimu.., yang bisa kulakukan hanya diam.. Bengong tidak percaya.

Begitu sebentarnya hidupmu.
Bagaimana denganku? kapan waktu itu datang padaku…?
Ah..kepala ini rasanya berputar sangat cepat, kaki terasa lemas.

Walaupun ku rasa kau begitu cepat diambil oleh Nya, ku yakin (insya Allah) itu adalah wujud dari rasa sayang Nya padamu. Semoga kau menjadi bagian dari hal itu.. aamiin

Semoga kita bisa bertemu disurga Nya Rabb yang maha Penyanyang kepada para hamba yang memiliki hati yang bersih dan prinsip hidup yang baik, sepertimu. Sesosok anak baik yang hidup dalam keluarga yang sangat kompleks.

Selamat jalan Sahabat kecilku.. T.F.S..
Dari seseorang yang terinspirasi darimu dimasa kecil, Bule kampung..
(Sebutan yang sering kau lontarkan untuk memanggilku. Baru sekarang aku bisa mengatakan padamu bahwa aku sangat senang akan sebutan itu)

Semoga kau disana tenang, hingga hari kebangkitan kelak.
Allahumma Aamiin..

tidak banyak yang berubah dari wajahnya
tfh

 

Ada apa ini?

Semua selalu merasa benar.

Semua tidak ingin disalahkan.

Semua sibuk melindungi diri.

Semua mau mencari yang aman.

Semua ingin selalu terlihat baik.

Semua terlalu sibuk dengan urusan orang lain.

Semua saling mengunjing.

Semua merasa memilki hati yang bersih.

Semua saling menyalahkan.

Semua ingin di akui.

Semua ingin di elu-elukan.

Apa yang dicari wahai semua?

Cukuplah Allah yang tahu setiap isi hati Para hamba Nya.

Untuk apa lagi bertingkah seperti itu.

Karena itu hanya akan menjelaskan bahwa hanya sebatas itu diri kita.

…..

Tutup mulut dan simaklah dengan baik setiap kata yang keluar dari lawan bicara. Perhatikan dengan detail gerak tubuh yang terekspresikan.

Kau akan tertunduk dan berkata, ya Rabb ada apa ini?

Karunia

Akhirnya aku menjadi tahu walaupun aku tahu, aku belum tahu semuanya..

Berupa karunia terbaik di tahun ini, bisa bekerja di tempat yang semua orang-orangnya sangat suka akan kebaikan. Maksudnya sangat mudah untuk mendekat kearah kebaikan (menuju Nya). Modal dasar kebaikan yang tulus yang mereka miliki membuat mereka begitu mudah disentuh dalam memahami ilmu agama. Fitrah kebaikan yang kuat dan hati yang bersih, itulah yang kutangkap dari jiwa-jiwa mereka.

Semoga kelak kita semua bisa dipertemuakan di surga Nya. Allahumma aamiin..

Emang ya, Allah itu selalu mengabulkan doa menjadi sesuatu yang jauh lebih baik dari pada apa yang kita minta (padaNya).

Short Story

Satu sosok yang menjadi tulisan di minggu ini. Kalau bukan karena tugas, saya tidak akan mampu menulisnya 😀

Salah satu dari 65 Sahabat Rasulullah Saw yang namanya akan dikenang sepanjang masa, Sa’id bin Amir Al Jumahi Ra.

Check it out!

Sa’id bin Amir Ra

Oleh Ary Nur Husna

Said bin ‘Amir Adalah Seorang yang Sanggup Membeli Akhirat

dengan Dunia. Ia Adalah Orang yang Mendahulukan Allah Dan

Rasul-Nya Daripada Siapapun.”

(Ahli Sejarah)

Sa’id bin Amir Al Jumahi sahabat Rasulullah yang berasal dari luar kota mekkah bernama Tan’im. Masuknya islam sa’id bin Amir tidak lama setelah kejadian luar biasa, pembunuhan Khubaib bin ‘Ady. Dimana pada saat itu sa’id bin amir beserta ribuan penduduk tan’im lainnya mendapatkan undangan dari para pemuka quraisy. Sewaktu tiba ditempat beribu orang telah memenuhi tempat pembunuhan Khubaib. Dengan semangat dan kekuatan seorang pemuda membuat sa’id berhasil maju kebarisan depan sehingga beliau sejajar dengan para pemuka quraisy. Dengan cara ini Allah membuat sekenario terindah bagi masa depan sa’id kedepannya, saat ia menjadi bagian hamba terbaik yang dimiliki oleh umat islam. Posisi sa’id yang sejajar dengan para pemuka quraisy membuat beliau jadi bisa melihat dengan jelas dan dekat prosesi pembunuhan Khubaib.

Dalam buku yang berjudul “Kisah Heroik 65 sahabat Rasulullah” karya Dr. Abdurrahman Ra’fat al-Basya disana diceritakan secara rinci proses pembunuhan Khubaib hingga akhirnya atas kejadian itu Sa’id bin amir Ra memeluk islam. Berikut rincian penjelasan yang ditulis pada buku karya Dr. Abdurrahman Ra’fat.

Berdirilah pemuda yang bernama Said bin ‘Amir Al Jumahy dengan tegaknya dihadapan Khubaib. Ia menyaksikan Khubaib berjalan ke arah kayu yang telah dipancangkan. Said mendengar suara Khubaib yang tenang diantara jeritan dan teriakan para wanita dan anak-anak. Khubaib berkata: “Dapatkah kalian mengizinkan aku untuk melakukan shalat dua rakaat terlebih dahulu…?”

Said lalu memperhatikan Khubaib saat ia menghadap kiblat dan melakukan shalat dua rakaat. Betapa bagus dan sempurna dua rakaat shalat yang dikerjakannya…Said juga memperhatikan saat Khubaib menghadap para pemuka Quraisy seraya berkata: “Demi Allah, kalau kalian tidak menduga bahwa aku akan memperpanjang shalat karena merasa takut mati, pasti aku akan memperbanyak bilangan shalat tadi.”

Said menyaksikan kaumnya dengan kedua mata kepalanya saat mereka memotong bagian tubuh Khubaib yang masih hidup. Mereka memotong setiap bagian tubuh Khubaib sambil berkata kepadanya: “Apakah kau ingin

Muhammad menggantikan posisimu ini dan engkau akan selamat karenanya?”

Ia menjawab –padahal darah mengalir di sekujur tubuhnya-: “Demi Allah, aku lebih suka menjadi pengaman dan meninggalkan istri dan anakku, daripada Muhammad di tusuk dengan duri.” Maka semua manusia yang hadir saat itu mengacungkan tangan mereka ke langit, seraya berteriak sengit: “Bunuh dia… bunuh dia!”

Lalu Said bin ‘Amir menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bahwa Khubaib mengangkat pandangannya ke langit dari atas tiang kayu seraya berdo’a:” Ya Allah, hitunglah satu demi satu mereka semua.Bunuhlah mereka secara kejam. Janganlah kau sisakan satuorangpun dari mereka.” Khubaib pun meniupkan nafasnya yang terakhir. Pada tubuhnya banyak sekali bekas luka pedang dan tombak yang tidak bisa dihitung manusia.

Suku Quraisy pun telah kembali ke Mekkah, dan mereka semua sudahlupa akan bangkai tubuh dan proses pembunuhan Khubaib.Akan tetapi dalam diri seorang pemuda yang hampir baligh bernama Said bin ‘Amir Al Jumahy tidak pernah hilang bayangan Khubaib sesaatpun.

Said sering kali melihat Khubaib di kala tidur. Saat terjagapun, Said sering melihatnya dengan ilusi. Tergambar di benak Said saat Khubaib melakukan shalat dua rakaat yang begitu tenang dan nikmat didepan kayu yang terpancang. Said mendengar getaran suara Khubaib di telinganya saat Khubaib berdo’a untuk kehancuran suku Quraisy. Said menjadi khawatir terkena petir dibuatnya, atau takut terkena hujan batu yang jatuh dari langit karenanya. Lalu Khubaib seperti telah mengajarkan Said apa yang belum diketahui sebelumnya….

Khubaib mengajarkannya bahwa hidup yang sesungguhnya adalah akidah dan jihad di jalan akidah hingga mati. Khubaib mengajarkannya bahwa iman yang mantap akan

menimbulkan banyak keajaiban dan mukjizat. Khubaib juga mengajarkannya hal lain, yaitu bahwa pria yang dicintai oleh para sahabatnya dengan cinta seperti ini tiada lain adalah seorang Nabi yang didukung oleh langit.

Pada saat itu pula, Allah Swt melapangkan dada Said bin Amir untuk memeluk Islam. Maka ia berjalan menghampiri kerumunan manusia dan mengumumkan keterlepasan dirinya dari perbuatan dosa yang telah dilakukan suku Quraisy, dan ia berikrar akan meninggalkan segala berhala yang pernah disembanya dan ia mengumumkan bahwa ia telah masuk Islam.

MasyaAllah, Allahuakbar! Begitu indah sekenario Allah buat Sa’id bin Amir Ra.

Setelah keislaman sa’id bin amir, beliau ikut berhijrah bersama kaum muslimin lainnya ke Madinah. Setalah keislamannya beliautidak pernah absent dalam mengikuti perang bersama Rasulullah dan kaum muslimin lainnya. Perang pertama beliau adalah perang Khaibar.

Tidak sampai disitu saja keistiqomahan beliau terhadap perintah Allah dan menjalankan sunnah Rasulullah saw membuat beliau terus menjadi contoh orang beriman dan orang yang psangat di sayangi oleh Khalifah Abu bakar dan Umar bin khatab, selepas rasulullah saw telah tiada.

Sampai pada masa ke Khilafahan Umar bin Khatab beliau diangkat menjadi Gebernur di negri Himsh.

Sebagai gebernur, sa’id bin amir menjalankan tugasnya dengan baik. Sehingga rakyatnya sangat menyanyangi serta mentaati beliau. Padahal pemimpin-pemimpin sebelumnya sangat sering ditentang oleh rakyat Himsh. Walaupun rakyat Himsh sangat mencintai Sa’id, keluhan dan aduan tetap saja muncul. Hingga akhirnya Sa’id disuruh menghadap Khilafah Umar bin Khatab. Cerita ini sudah tidak asing lagi ditelinga kita –walaupun nama tokohnya sering terlupa- dimana sa’id diajukan empat keluhan oleh rakyatnya, yaitu: “Ia tidak keluar bekerja sehingga hari sudah sangat siang”, “Ia tidak mau melayani seorangpun pada malam hari”, “Ada satu hari dalam sebulan dimana Ia tidak pernah keluar untuk mengurusi kami” dan keluhan terkahir “Sering kali Ia kehilangan kesadaran sehingga Ia tidak mengenali orang yang berada disekelilingnya”.

Dengan penuh tawadu Sa’id bin Amir Ra menjawab, “Demi Allah tadinya aku tidak mau mengatakan hal ini. Namun karena ini harus disampaikan maka akupun akan menceritakannya. Aku tidak punya pembantu di rumah. Setiap kali aku bangun di pagi hari, maka aku harus menumbuk gandum buat keluargaku. Kemudian aku harus mengaduknya dengan perlahan sehingga ia menjadi ragi. Lalu aku buatkan roti untuk keluargaku. Kemudian aku berwudhu dan keluar untuk mengurusi permasalahan manusia.”

Keluhan kedua dijawab beliau dengan, “Demi Allah, Sungguh aku juga sungkan untuk menceritakan hal ini… Aku telah membagi waktu siangku untuk berkhidmat dalam urusan mereka, dan waktu malamku untuk Allah Swt”

Dilanjutkan keluhan ketiga dijawab beliau dengan, “Aku tidak memiliki pembantu, wahai Amirul Mukminin. Dan aku tidak memiliki baju kecuali yang sedang aku pakai ini. Aku mencucinya sebulan sekali dan aku menunggunya hingga ia kering. Dan pada penghujung hari, baru aku dapat keluar menemui mereka.”

Terakhir keluhan keempat dijawab beliau dengan, “Aku menyaksikan pembunuhan Khubaib bin

Pada saat itu aku musyrik, dan aku melihat para penduduk Quraisy memotong jasadnya dan mereka bertanya kepada Khubaib: ‘Apakah kau ingin Muhammad menggantikanmu di sini?’ Ia menjawab: ‘Demi Allah, aku tidak suka merasa aman dengan istri dan anakku, padahal Muhammad sedang dicucuk dengan duri….’ Dan aku selalu teringat akan hari itu dan mengapa aku tidak menolongnya sehingga aku menduga bahwa Allah tidak mengampuniku. Maka akupun hilang kesadaran karenanya”

Setelah kejadian itu Umar langsung memberikan 1000 dinar pada Sa’id bin Amir. Namun uang itu malah di sedekahkan seluruhnya untuk para fakir miskin. Hal ini juga mendapat dukungan penuh oleh istri Sa’id bin Amir. Sesosok Istri luar biasa dan patut menjadi contoh buat para istri. Beliau tidak tertipu akan harta dan selalu menjadi pendukung terdepan dalam kebaikan dan kedermawanan terhadap suaminya.

Ketika beberapa orang sahabat dan kerabatnya menasehatinya untuk memberikan kelapangan belanja untuk keluarganya dan juga kerabat istrinya, karena penghasilannya memang memungkinkan untuk merealisasikannya. Atas saran seperti ini, Sa’id menjawab dengan mengutip sabda rasulullah saw: “Saya tidak ingin ketinggalan dari rombongan pertama, yakni setelah rasulullah saw bersabda : Allah akan menghimpun manusia untuk dihadapkan ke pengadilan. Maka datanglah orang-orang miskin yang beriman, mereka maju berdesak-desakan menuju surga tak ubahnya kawanan burung merpati. Lalu ada Malaikat yang berseru kepada mereka, ‘Berhentilah kalian untuk menghadapi perhitungan (hisab)!!’ Mereka menjawab, ‘Kami tidak punya apa-apa untuk dihisab.’ Maka Allah berfirman, ‘Benarlah hamba-hambaKu itu….’ Maka masuklah mereka ke dalam surga sebelum orang lain memasukinya, tanpa dihisab.”

Begitulah sosok hamba terbaik yang dibentuk serta dimiliki Islam. Hanya islam yang bisa membentuk sosok-sosok tangguh penggenggam dunia serta akhirat. Semoga Allah meridhoi Sa’id bin Amir Ra beserta Istri beliau, dimana beliau adalah seorang yang mampu mendahulukan kepentingan orang lain, meski Ia berasa dalam kondisi yang mendesak.

Bagaimana dengan kita, umat muslim abad ini? Harusnya ketika membaca kisah-kisah para sahabat, segera setalah selasai membacanya, kita langsung bersemangat untuk menerapkan prinsip-prinsip islam yang mengakar disetiap jiwa-jiwa mereka (para sahabat), generasi terbaik yang dimiliki islam. Mencontoh pribadi Sa’id bin Amir beserta istrinya yang selalu mengikuti suaminya pada hal zuhud dan ketaqwaan. Semoga kita bisa menjadi bagiaan dari generasi yang diridhoi Nya dan dicintai Nya layaknya Para Sahabat..

Allahumma Aamiin..

—-the end—-

Selalu menggali kisah-kisah sahabat atau kaum muslimin lainnya di zaman nabi dan rasul. Dari sana pastinya banyak hikmah yang menginspirasi untuk kehidupan yang singkat ini.

Hadiah

Ya rabb ku lagi-lagi berjuta rasa yang Kau berikan kepadaku di bulan ini. Makhluk Mu yang sangat jauh dari kata hamba ideal versi Mu sudah tidak bisa berkata apa-apa.
Hadiah terindah di bulan april ini, aku bisa bergabung dalam perkuliahan Worldview (pandangan alam) islam yang diselenggarakan oleh Pimpin

Kuliah pertama ini benar-benar menampar diriku atas minimnya ilmu islam yang ku punya.
Di isi oleh pemateri ustd. Usep Mohamad Ishaq yang super duper wawasannya. Mendengar beliau berbicara seperti membaca sebuah buku!
Dua jam adalah waktu yang singkat untuk mengikuti kuliah ini. Serasa baru duduk semenit, udah diakhiri dengan hamdalah. Namun waktu yang sebentar itu begitu menginspirasiku. Ya rabb hanya ada satu kalimat yang bisa ku ucapkan (seperti doa di buku manasik umroh); “ya rabb, janganlah Kau cabut nikmat Iman dan Islam dari hati ini setelah kau berikan aku nikmat ini” -aamiin y rabb-

Oleh-oleh yang ku bawa dari beribu kata bermakna yang disampaikan ustd usep (salah satunya) adalah “Pendidikan tinggi adalah hal pertama yang harus dibenahi. Orang-orang yang berada di pendidikan tinggi adalah orang-orang yang matang akalnya dan melakukan sesuatu didasari oleh kepemahamannya”.

[FYI: Pendidikan tinggi bukan sebatas pendidikan di bangku kuliah saja].

Dari perkataan itu, ingatanku langsung tertuju pada mutiara-mutiara indah nan hebat yang ku punya. Semoga aku bisa menjadi kakak yang bermanfaat buat kalian, wahai adik-adikku. Semoga..

*InsyaAllah materi kuliah pertama akan segera ku resume.

cooming soon 🙂

Syukur diatas Sabar

Menikmati hidup yang singkat ini dengan penuh kesyukuran adalah berkah yang luar biasa.

Bagaimana tidak, Allah melepaskan kita ke dunia namun semenjak itu ia selalu mengurus dan menuntun kita hingga kembali lagi pada Nya, full dengan sempurna tanpa cacat.  MasyaAllah..!

“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar maha Pengampun lagi maha Penyanyang”  [Q.S An-Nahl: 8]

Apakah masih bisa kita berkeluh kesah atas segala hal  yang telah ia rencang buat kita.. Aku rasa masih sangat sering. Bahkan aku pun ikut bersikap seperti itu.

“… Sesungguhnya manusia itu sangat zhalim dan sangat mengikari (nikmat Allah)”  [Q.S Ibrahim: 34]

Kata syukur harus kita letakkan di atas kata sabar (menurutku). Karena Ketika kita berkata sabar, sebenarnya masih ada secuil perasaan ketidak pasrahan kita padaNya, namun kata syukur walaupun secuil ada dihati kita itu sudah menandakan kepasrahan yang kuat (bahkan diikuti keyakinan) . Wallahualam..

Saat ini, menikmati hidup bersama Nya prioritas tertinggi yang  harus dikejar dan di gapai karena bumi sudah sangat jenuh melihat tingkah kita yang  sering melupakan Nya bahkan durhaka pada Nya.

Jikalah bumi bisa mengekspresikan kemarahannya pada kita, maka hancurlah kita tidak berbentuk!

But lagi-lagi ia tetap mengistimewakan kita (oh ya rabb ku). Bahwa bumi dan langit dengan segala potensinya ditundukkan untuk manusia!

oh manusia.. oh manusia..oh manusia. dan aku adalah manusia itu.

–||–

“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat Nya lahir dan batin” [Q.S Lukman: 20]

pas acara wisuda akbar penghafal alquran @ gelora bung karno

nyempilin foto mama tersayang